Hukum Tajwid: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Untuk menyempurnakan bacaan Al-Quran, penting bagi umat Muslim untuk mengetahui hukum tajwid. Sebab, tajwid adalah kaidah yang harus diperhatikan agar bacaan ayat suci yang dilantunkan benar dan arti sesungguhnya tepat.

Sebagai pedoman hidup yang wajib dibaca, dipelajari, sekaligus diamalkan, membaca Al-Quran tak bisa dibaca secara sembarangan. Inilah mengapa, penting bagi setiap Muslim untuk memahami ilmu tajwid.
Lantas, apa yang dimaksud dengan ilmu tajwid? Apa hukum mempelajarinya? Simak uraiannya masing-masing berikut ini.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Apa hukum mempelajari ilmu tajwid? Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah atau kewajiban bersama bagi mukalaf. Membaca Al-Quran menjadi sempurna bila disertai pemahaman dan pengamalan ilmu tajwid. Hal tersebut salah satunya tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 121 yang berbunyi:
اَلَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡكِتٰبَ يَتۡلُوۡنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ‌ ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ

Untuk menyempurnakan bacaan Al-Quran, penting bagi umat Muslim untuk mengetahui hukum tajwid. Sebab, tajwid adalah kaidah yang harus diperhatikan agar bacaan ayat suci yang dilantunkan benar dan arti sesungguhnya tepat.

Sebagai pedoman hidup yang wajib dibaca, dipelajari, sekaligus diamalkan, membaca Al-Quran tak bisa dibaca secara sembarangan. Inilah mengapa, penting bagi setiap Muslim untuk memahami ilmu tajwid.

Lantas, apa yang dimaksud dengan ilmu tajwid? Apa hukum mempelajarinya? Simak uraiannya masing-masing berikut ini.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Apa hukum mempelajari ilmu tajwid? Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah atau kewajiban bersama bagi mukalaf. Membaca Al-Quran menjadi sempurna bila disertai pemahaman dan pengamalan ilmu tajwid. Hal tersebut salah satunya tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 121 yang berbunyi:

اَلَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡكِتٰبَ يَتۡلُوۡنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ‌ ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ

“Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa mengamalkan ilmu tajwid ialah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap-tiap Muslim.

Sebab, ilmu tajwid dapat dipahami sebagai upaya menyempurnakan bacaan melalui huruf-huruf atau kalimat-kalimat di dalam Al-Quran. Dengan begitu bacaan yang dilantunkan menjadi terang, teratur, perlahan, dan tak terburu-buru.

Lalu, bagaimana hukum mempelajari ilmu tajwid? Mengutip dari buku Belajar Cepat Ilmu Tajwid karya Khalillurrahman El-Mahfani, hukum dasar mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah atau wajib dilakukan.

Kendati demikian, bila di suatu tempat atau wilayah ada umat Muslim yang mempelajarinya, kewajiban Muslim lainnya menjadi gugur.

Akan tetapi, mengamalkan ilmu tajwid hukumnya fardu ‘ain bagi tiap-tiap Muslim. Dengan kata lain, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid sangat penting untuk diterapkan oleh umat Islam.

Tajwid adalah Kaidah Membaca Al-Qur’an dengan Baik

Setelah mengetahui hukum mempelajari ilmu tajwid, tentu Anda ingin mengetahui apakah yang dimaksud dengan hukum tajwid? Pengertian tajwid menurut bahasa berasal dari kata berbahasa Arab ‘Jawwada’ yang berarti melakukan sesuatu dengan indah, bagus, dan membaguskan.

Sementara itu, dalam ilmu qiraah, tajwid adalah mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat yang dimiliki. Berbagai tempat keluarnya huruf hijaiyah tersebut dapat menentukan jenis dan hukum tajwid yang berlaku.

Dengan demikian, ilmu hukum tajwid merupakan ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Tujuannya agar makna di dalamnya menjadi sempurna saat dilantunkan.

Untuk mengetahui hukum tajwid lengkap beserta contohnya, simak pejelasannya di bawah ini.

15 Hukum Tajwid

Di dalam bacaan Al-Quran, terdapat macam-macam tajwid yang harus dipahami dengan saksama. Tujuannya untuk membedakan pelafalan tiap-tiap hukum bacaan yang berlaku.

Berbagai jenis hukum tajwid tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan ahkamul huruf atau hubungan antar-huruf.

Menyadur dari buku berjudul Ilmu Tajwid Praktis yang disusun oleh Muhammad Amri Amir, berikut contoh hukum tajwid lainnya berdasarkan ahkamul huruf:

1. Hukum Nun Mati dan Tanwin

Dalam ilmu tajwid, hukum nun mati atau tanwin dapat dibagi menjadi empat jenis, di antaranya:

Hukum Bacaan Izhar Halqi

Secara bahasa, izhar halqi artinya jelas atau tampak. Sementara itu, secara istilah jenis hukum tajwid yang satu ini memiliki pengucapan nun sukun atau tanwin yang sesuai dengan makhrajnya.

Adapun huruf izhar halqi, yaitu Alif atau Hamzah, Kha’,’Ain, Ha’, Ghain, dan Ha’. Contohnya سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ, yang dibaca salaamun hiya hattaa mat la’il fajr karena terdapat nun mati bertemu huruf ha’.

Hukum Bacaan Idgham

Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukkan. Berdasarkan istilahnya, hukum bacaan yang satu ini memiliki pengucapan nun sukun atau tanwin yang melebur disertai atau tanpa dengungan.

Itulah mengapa hukum idgham terbagi menjadi idgham bighunnah atau disertai dengungan dan idgham bilaghunnah atau tanpa disertai dengungan.

Huruf dalam idgham bighunnah terdiri dari Nun, Mim, Wau, Ya’. Misalnya مِنۡ مَّالٍ وَّبَنِيۡنَۙ yang dibaca mimmaaliw-wa baniin karena terdapat tanwin bertemu huruf wau.

Sedangkan huruf dalam idgham bilaghunnah terdiri dari Lam dan Ro’. Contoh bacaannya يَكُنْ لَّهُ yang dibaca yakul-lahu, karena nun sukun bertemu huruf lam.

Hukum Bacaan Iqlab
Iqlab merupakan hukum bacaan dalam Al-Quran yang terjadi bila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba’. Hal tersebut menyebabkan jenis bacaan ini memunculkan bunyi huruf mim mati.

Sebab, iqlab memiliki arti mengganti suatu huruf menjadi huruf lainnya. Misalnya مِنْۢ بَعْدِ yang dibaca mimm-ba’di.

Hukum Bacaan Ikhfa’ Haqiqi

Ikhfa berarti menyamarkan. Hukum bacaan ini berlaku apabila huruf nun mati atau tanwin bertemu huruf Ta’, Tha’, Tsa’, Jim, Dal, Dzal, Za’, Zha’, Sin, Syin, Shad, Dhad, Fa’, Qaf, Kaf. Misalnya مِن شَرِّ مَا خَلَقَ yang dibaca Minnn syarri maa kholaq.

2. Hukum Mim Mati

Seperti namanya, hukum tajwid yang satu ini merupakan pertemuan antara mim mati dengan huruf tertentu. Adapun hukum mim mati terbagi menjadi tiga macam, antara lain:

Hukum Bacaan Ikhfa’ Syafawi

Hukum bacaan yang satu ini yakni pertemuan antara mim mati dengan huruf Ba’. Cara bacanya pun hampir sama dengan hukum bacaan iqlab. Misalnya رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا yang dibaca rabbuhum bidzammbihim fasawwaahaa

Hukum Bacaan Idgham Mimi

Hukum bacaan yang juga disebut dengan idgham mutamasilain ini terjadi saat mim mati bertemu huruf mim. Cara melafalkannya, yakni dengan merangkap huruf mim disertai dengungan.

Contoh bacaan idgham mimi atau idgham mutamasilain yaitu وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ yang dibaca wahummin-ba’di.

Hukum Bacaan Izhar Syafawi

Izhar syafawi terjadi saat mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan ba’. Sama halnya dengan izhar halqi, cara membaca hukum bacaan yang satu ini harus jelas. Misalnya لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ yang dibaca lam yalid walam yuulad.

Hukum Idgham Shagir

Idgham shaghir adalah hukum bacaan bila huruf yang diidghamkan (huruf pertama) berupa huruf mati, sedangkan huruf kedua berupa huruf hidup. Hukum bacaan idgham shaghir terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya:

Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain

Idgham mutamatsilain, yaitu hukum bacaan tajwid yang terjadi jika suatu huruf bertemu dengan huruf yang sama. Misalnya huruf Dal bertemu dengan huruf Dal. Misalnya ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ yang dibaca qad-dakhaluu.

Hukum Bacaan Idgham Mutajanisain

Idgham mutajanisain merupakan hukum bacaan ketika dua huruf yang memiliki makhraj yang sama. Akan tetapi tak memiliki sifat yang sama dan saling bertemu.

Misalnya, huruf Ta’ bertemu Tha, Dzal, dan huruf Zha, Dal bertemu Ta’ dan sebagainya. Contohnya فَمَا حَصَدْتُمْ dibaca famaa khashattum, bukan famaa khashad tum.

Hukum Bacaan Idgham Mutaqaribain

Idgham mutaqaribain, yaitu bertemunya dua huruf yang memiliki makhraj dan sifat yang hampir sama, seperti huruf Mim bertemu Ba’, huruf Kaf bertemu Qaf. Misalnya نَخْلُقْكُّمْ dibaca nakhlukkum, bukan nakhluq kum.

4. Hukum Mad

Jenis hukum tajwid yang satu ini terdiri dari huruf alif, wau, dan ya’ dalam kondisi mati atau disaktah. Hukum mad memiliki panjang yang bergantung pada harakat pada huruf. Jenis hukum mad, di antaranya:

Hukum Bacaan Mad Thabi’i

Mad thabi’i atau mad asli merupakan bacaan mad yang terjadi bila terdapat alif setelah fathah, ya’ sukun setelah kasrah, dan wau sesudah dhammah.

Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau satu alif. Misalnya, كتَا بٌ – يَقُوْلُ – سمِيْعٌ, yang masing-masing dibaca kitaabun, yaquulu, samii’un.

Hukum Bacaan Mad Far’i

Mad far’i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad thabi’i (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Mad far’i terbagi menjadi 14 macam, salah satunya mad wajib muttasil.

Mad wajib muttasil terjadi bila mad thabi’i bertemu dengan hamzah pada satu kalimat atau ayat. Contoh bacaannya seperti berikut, سَوَآءٌ – جَآءَ – جِيْءَ yang dibaca sawaaa’un, jaaa a, jiii a.

5. Hukum Qalqalah

Qalqalah dapat dipahami sebagai getaran atau pantulan. Sementara menurut istilah dalam ilmu tajwid, qalqalah berarti memantulkan getaran suara ketika membaca lafal yang terdapat pada huruf qalqalah yang berharakat sukun atau diwaqafkan.

Adapun huruf qalqalah terdiri lima jenis, yakni ba’, jim, dal, tha, dan qaf. Qalqalah terbagi menjadi dua macam, yaitu:

Hukum Bacaan Qalqalah Sugra

Jenis qalqalah yang satu ini terjadi apabila huruf qalqalah berada di tengah lafal dengan harakat sukun. Cara membacanya yakni dengan menyertakan pantulan yang tak terlalu kuat. Contohnya إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Hukum Bacaan Qalqalah Kubra

Berbeda dengan jenis qalqalah sebelumnya, qalqalah kubra terjadi apabila ada salah satu huruf qalqalah yang berada di akhir lafal yang berharakat sukun, fathah, kasrah, damah, dan tanwin, tetap dibaca waqaf. Pantulannya pun cukup kuat.
Misalnya قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ.

Keutamaan Mempelajari Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat mulia serta utama untuk dipelajari. Hal ini karena ilmu tajwid berkaitan dengan Al-Quran.

Adapun beberapa keutamaan mempelajari ilmu tajwid adalah sebagai berikut.

1. Menjadi Tolok Ukur Kualitas Seorang Muslim

Mempelajari dan mengajarkan Al-Quran merupakan tolak ukur kualitas seorang Muslim. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah berikut:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, No. 5027)

2. Mempelajari Al-Quran adalah Sebaik-baik Kesibukan

Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya adalah sebaik-baik kesibukan. Jadi, tidak ada kesibukan yang lebih baik pahalanya dari belajar Al-Quran, termasuk mempelajari ilmu tajwid.

Hal ini sebagaimana telah Allah tegaskan dalam hadits qudsi berikut:

من شغله القرآن عن ذكرى ومسألي أغطية أفضل ما أُعْطِيَ الشايلين وفضل كلام الله على شاير الكلام كفضل اللهِ عَلى خَلْقِهِ (رواءالترمذي)

Artinya: “Barang siapa yang disibukkan oleh Al-Quran dan berdzikir kepada-Ku dari pada meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada para peminta.

Dan keutamaan Kalam Allah dari pada seluruh kalam yang selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. At-Tirmidzi, No. 2926)

3. Mendapat Ketenteraman, Rahmat, dan Dinaungi oleh Malaikat

Mempelajari Al-Quran akan menurunkan sakinah (ketentraman), rahmat, dan dinaungi malaikat. Allah juga menyebut-nyebut orang yang mempelajari Al-Quran di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya. Rasulullah bersabda:

ما اجتمع قوم في بَيْتِ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُولَهُ بَيْنَهُمْ إلا نزلت عليهم السكينة وهم الرحمة وحَفَاتَهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ

الله فيمن عنده (رواه المسلم)

Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu masjid dari masjid-masjid Allah, kemudian mereka membaca Al-Quran dan mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka ketentraman, diliputi dengan rahmat, dinaungi oleh Malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan makhluk-Nya.” (HR. Abu Dawud, No. 1455)

Itulah uraian mengenai hukum tajwid, jenis, contoh, dan keutamaan mempelajarinya. Dengan memahami tiap jenis hukum di atas, hal itu dapat mempermudah Anda dalam melafalkan ayat Al-Quran secara tepat. Semoga bermanfaat!